Asal Usul Nama dan Permukiman Awal
Desa Gamtala terletak di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Desa ini memiliki sejarah yang kaya dan mencerminkan semangat kebersamaan, ketekunan, serta tekad masyarakat dalam membangun komunitas yang harmonis.
Awalnya, terdapat dua kampung yang terpisah: Kampung Gamgono dan Gamdowora. Gamgono berasal dari kata "Gam" yang artinya "Kampung/Desa" dan "kono" yang berarti nyamuk, karena wilayah itu dikenal sebagai tempat yang banyak nyamuk. Lokasi kampung ini berada di sekitar kompleks pekuburan umum Desa Gamtala saat ini.
Sementara itu, Gamdowora berasal dari kata "Gam" yaitu Kampung/Desa dan "dowora" yang diartikan sebagai kayu dolar, sebutan lokal untuk kayu besi. Nama ini diberikan karena dulunya terdapat satu pohon kayu dolar yang sangat besar di wilayah tersebut. Wilayah ini dikenal juga dengan sebutan "Kampung Tua". Penduduk Gamdowora jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan Gamgono pada waktu itu.
Kedua kampung ini menghadapi tantangan yang sama, yaitu keterbatasan akses terhadap air bersih. Akhirnya, Desa Gamgono dan Gamdowora memutuskan untuk bersatu dan pindah ke dataran yang lebih rendah demi mendapatkan sumber air yang lebih baik. Lokasi baru ini disebut Gam Sitala dalam bahasa Sahu, yang berarti "Kampung Kebawah" atau "Kampung yang Turun." Seiring waktu, nama Gam Sitala lebih dikenal dengan sebutan Gamtala. Penyatuan ini kemudian diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1953, yang menjadi hari berdirinya Desa Gamtala.
Asal Usul dan Perkembangan Suku
Masyarakat awal Desa Gamtala berasal dari Suku Sahu, yang merupakan suku asli dan dominan di wilayah ini. Seiring waktu, hadir pula kelompok masyarakat dari Suku Wayoli. Menurut beberapa sumber, suku Wayoli bukanlah pengungsi, melainkan saudara dari suku Sahu. Dahulu mereka hidup berdampingan dan bermain bersama di kampung, namun terjadi kesalahpahaman kecil yang menyebabkan Suku Wayoli memilih menjauh dan meninggalkan wilayah tersebut.
Pada masa Perang Permesta, sebagian dari Suku Wayoli kembali ke Desa Gamtala. Jadi, kehadiran mereka bukan karena pengungsian, tetapi sebagai bagian dari hubungan kekerabatan yang telah lama ada. Setelah perkembangan desa, kelompok masyarakat lain juga ikut menetap, termasuk dari daerah lainnya seperti Minahasa, Ambon, Seputaran Halmahera dan Lainnya. Namun, hingga kini, yang paling mendominasi tetap Suku Sahu dan Suku Wayoli.
Kepala Desa dari Masa ke Masa Berikut adalah daftar kepala desa yang pernah memimpin Desa Gamtala:
-
Sunia Sowo
-
Benyamin Lua
-
Samuel Fure
-
Thomas Salasa
-
Ruben Kalengit
-
Sukardi Ishak (PJS)
-
Pj. Benjamina Missy (PJS)
-
Reinold Frangco
Agama Mayoritas
Mayoritas penduduk Desa Gamtala memeluk agama Kristen, yang menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat desa.
Penutup
Desa Gamtala bukan sekadar hasil penyatuan dua kampung. Ia adalah simbol kebersamaan, ketekunan, dan tekad masyarakat dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Dengan sejarah yang kaya, sumber daya manusia yang ulet, dan potensi alam yang melimpah, Desa Gamtala memiliki masa depan yang cerah untuk generasi mendatang.